Mengenal Spermatogenesis Yang Ada Pada Kaum Pria

Spermatogenesis diagram, Cell division, Process of reproduction

Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel sperma (spermatozoa) pada pria. Ya, ada ‘perjalanan panjang’ sebelum mani akhirnya keluar bersamaan dengan mani saat pria ejakulasi. Spermatogenesis juga sangat penting dalam reproduksi pria. Pasalnya, proses ini akan mempengaruhi keberhasilan sperma membuahi sel telur hingga terjadi kehamilan
Penjelasan spermatogenesis berikut ini penting untuk Anda ketahui.

Bagaimana spermatogenesis terjadi?

Sistem reproduksi pria dirancang khusus untuk memproduksi, menyimpan, dan mengeluarkan sel sperma. Bagian-bagian dari sistem reproduksi pria adalah testis, vas deferens, vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan penis itu sendiri.
Produksi spermatozoa atau disebut spermatogenesis terjadi pada testis. Ketika kaum pria mencapai masa pubertas, testis menjadi tempat pembentukan sperma akan menghasilkan sekitar 100 juta sel sperma per hari.

Proses pembentukan sperma tidak lepas dari peran hormon testosteron, seperti dilansir National Institutes of Health (NIH). Tahap awal pembentukan sperma ini terjadi di tabung kecil di testis yang disebut tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus mengandung sel Sertoli. Sel sertoli berperan dalam membangun cadangan makanan bagi sperma yang belum matang agar perkembangannya sempurna.

Setelah matang, sel sperma akan membelah menjadi 4 sel sperma yang lebih kecil (spermatozoa) secara mitosis atau meiosis. Di sini pun terdapat sel germinal yang kemudian membelah diri membentuk kepala dan ekor sperma. Fitur pembentukan sel sperma yang sehat. Seorang pria dapat memiliki jumlah spermatozoa yang melimpah. Namun, tidak semua sperma itu sehat. Setidaknya ada 3 indikator yang menentukan sehat tidaknya sperma, yaitu:

Jumlah

Idealnya, setiap pria ejakulasi, ia akan mengeluarkan 20 juta sperma per mililiter. Sel sperma ini akan keluar bersama sperma setelah proses spermatogenesis selesai. Jika jumlah sperma terlalu rendah, kemungkinan pembuahan juga rendah. Kandidat sperma heroik yang bisa mencapai sel telur menyusut ukurannya.

Motilitas atau pergerakan sperma

Agar proses pembuahan berlangsung, minimal 40% sel sperma yang menetas dalam satu kali ejakulasi harus bisa berenang lurus dan gesit menuju sel telur. Perjalanannya tidak mudah. Sel sperma harus melewati leher rahim, rahim, dan saluran tuba sebelum mereka dapat bertemu sel telur.