Chinese Restaurant Syndrome, atau yang sering disebut “Sindrom Restoran Cina,” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian gejala yang dirasakan oleh beberapa individu setelah mengonsumsi makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG) atau bumbu lainnya yang umumnya digunakan dalam masakan Asia, terutama masakan Tiongkok. MSG adalah zat tambahan makanan yang digunakan untuk meningkatkan rasa umami dalam makanan. Sindrom ini menjadi kontroversial dan diberi nama “Sindrom Restoran Cina” karena banyak dari gejala tersebut pertama kali dilaporkan setelah makan di restoran Tiongkok.
Gejala Sindrom Restoran Cina dapat mencakup sakit kepala, kemerahan kulit, berkeringat berlebihan, nyeri otot atau sendi, dan mual. Namun, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah tentang keberadaan Sindrom Restoran Cina yang sesungguhnya sangat terbatas. Banyak studi ilmiah telah mencoba untuk meneliti hubungan antara MSG dan gejala tersebut, tetapi hasilnya tidak konsisten.
Sebagian besar penelitian telah menyimpulkan bahwa MSG dalam jumlah normal yang digunakan dalam makanan umumnya aman bagi sebagian besar orang dan tidak menyebabkan gejala Sindrom Restoran Cina. Namun, beberapa individu mungkin lebih sensitif terhadap MSG daripada yang lain. Efek samping yang mungkin terkait dengan konsumsi MSG terkadang disebut “reaksi MSG,” meskipun reaksi ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmiah.
Kesimpulannya, istilah “Sindrom Restoran Cina” memiliki sejarah yang kompleks dan berkaitan dengan sensitivitas terhadap MSG atau bumbu tertentu yang digunakan dalam masakan Asia. Namun, penelitian ilmiah belum secara meyakinkan membuktikan hubungan langsung antara MSG dan gejala yang terkait dengan sindrom ini. Jika seseorang mengalami gejala setelah makan, penting untuk mencari nasihat medis dan mempertimbangkan kemungkinan penyebab lain sebelum menyimpulkan bahwa Sindrom Restoran Cina adalah penyebabnya.