7 Zat Aditif pada Makanan yang Perlu Dihindari

Aditif adalah zat tambahan yang digunakan dalam makanan untuk memperbaiki rasa, warna, aroma, konsistensi, dan umur simpan. Beberapa aditif makanan aman dan bahkan penting dalam makanan, namun ada beberapa zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Berikut adalah 7 zat aditif pada makanan yang perlu dihindari:

Pewarna Sintetis
Pewarna sintetis, seperti tartrazin, sunset yellow, dan Allura Red, banyak digunakan dalam makanan dan minuman untuk meningkatkan warna dan daya tarik visual produk. Beberapa studi menunjukkan bahwa pewarna sintetis dapat menyebabkan reaksi alergi, hiperaktivitas, dan kanker pada hewan. Beberapa negara telah melarang penggunaan pewarna sintetis dalam makanan dan minuman.

Pengawet Nitrit
Nitrit digunakan sebagai pengawet dalam daging olahan dan produk daging lainnya. Meskipun berguna untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan memperpanjang umur simpan produk, namun nitrit dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus dan gangguan neurologis pada bayi dan anak-anak. Penggunaan nitrit dalam makanan dan minuman harus dibatasi.

Pengawet BHA dan BHT
BHA dan BHT adalah pengawet sintetis yang digunakan dalam makanan dan minuman untuk mencegah oksidasi dan memperpanjang umur simpan produk. Namun, penggunaan BHA dan BHT dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker dan gangguan hormonal. Beberapa negara telah membatasi penggunaan BHA dan BHT dalam makanan.

MSG
MSG atau monosodium glutamat adalah bahan pengatur rasa yang digunakan dalam makanan dan minuman untuk meningkatkan rasa umami. Namun, MSG telah dikaitkan dengan gejala seperti sakit kepala, mual, dan keringat berlebih pada beberapa orang. Oleh karena itu, konsumsi MSG harus dibatasi.

Sirup Jagung Tinggi Fruktosa
Sirup jagung tinggi fruktosa (HFCS) digunakan sebagai pengganti gula dalam banyak produk makanan dan minuman. Meskipun HFCS tidak lebih berbahaya daripada gula, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, konsumsi HFCS harus dibatasi.

Lemak Trans
Lemak trans digunakan dalam makanan olahan untuk meningkatkan umur simpan dan memperbaiki rasa dan tekstur. Namun, konsumsi berlebihan dari lemak trans dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan obesitas. Beberapa negara telah melarang penggunaan lemak trans dalam makanan.