BAB berdarah pada bayi dapat menjadi masalah yang mengkhawatirkan bagi orang tua. Ada beberapa penyebab yang mungkin menyebabkan BAB berdarah pada bayi, dan penting untuk mengidentifikasinya dan mencari pengobatan yang sesuai. Berikut adalah beberapa penyebab umum dan cara mengatasi BAB berdarah pada bayi:
1. Fissura Ani atau Retakan Dubur:
Fissura ani adalah retakan pada kulit di sekitar anus bayi. Retakan ini dapat terjadi akibat tinja yang keras atau pergerakan usus yang keras saat bayi buang air besar. Retakan dubur seringkali menyebabkan BAB berdarah dan nyeri saat bayi buang air besar. Untuk mengatasi fissura ani, pastikan bayi mendapatkan cukup cairan dan serat dalam makanan. Juga, hindari mengonsumsi makanan yang dapat memperkeras tinja bayi. Jika masalah terus berlanjut, berkonsultasilah dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
2. Alergi Makanan atau Intoleransi Laktosa:
Beberapa bayi mungkin mengalami alergi makanan atau intoleransi laktosa, yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan menyebabkan BAB berdarah. Jika Anda mencurigai bayi Anda mengalami alergi makanan atau intoleransi laktosa, berkonsultasilah dengan dokter anak untuk diagnosis yang tepat dan pengelolaan makanan yang sesuai.
3. Infeksi Saluran Pencernaan:
Infeksi saluran pencernaan seperti gastroenteritis atau infeksi usus dapat menyebabkan BAB berdarah pada bayi. Infeksi ini seringkali disertai dengan diare, muntah, demam, dan gejala lainnya. Penting untuk memastikan bayi tetap terhidrasi dengan baik. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi atau BAB berdarah terus-menerus, segera hubungi dokter.
4. Polip Rektal:
Polip rektal adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal di dalam rektum atau usus besar. Polip ini dapat menyebabkan BAB berdarah pada bayi. Jika bayi Anda mengalami BAB berdarah yang tidak kunjung membaik atau disertai dengan gejala lain seperti nyeri perut, laporkan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
5. Anal Fissure atau Retakan Dubur:
Anal fissure adalah retakan pada anus yang sering terjadi pada bayi. Retakan ini biasanya disebabkan oleh gerakan usus yang keras atau tinja yang keras. Untuk mengatasi anal fissure, pastikan bayi Anda mendapatkan makanan dengan serat yang cukup dan cukup cairan. Hindari memberikan makanan yang dapat memperkeras tinja. Jika retakan terus berlanjut atau BAB berdarah tidak membaik, konsultasikan dengan dokter.