Terlalu lamanya Duduk dapat Disebabkan Kanker
Gaya hidupnya yang tidak beraktif telah banyaknya di hubungkan dengan sejumlah masalah pada kesehatan sepertinya penyakit jantung , diabetes, sertanya pentakit lainnya yang dapat berisiko kematian. Baru-baru ini, di sebuah studi melakukan pengamatan untuk menunjukkan bahwa terlalunya banyak duduk ataupun berdiam diri bisa meningkatkan risikonya terhadap penyakit kanker.
Sebenarnya, sudah banyak yang meneliti untuk memperlihatkan bukti atas dampaknya dari gerak tubuk yang kurangnya aktif pada pola hidup sehari-harinya. Sebuah analisi yang di terbitkan pada tahun 2015 pernah menunjukkan adanya pada hubungan antara durasi berdiam dan kematian karena kanker dengan ber- rasio bahaya sebesar 1,13.
Sayangnya, analisi inilah hanya bergantungan pada data yang di laporkan oleh sertanya peserta sendiri. Sehingga, hasilnya bisa saja berkurang akurat karena adanya kesalahan pada pengukuran. Untuk itu, sekelompok peneliti dari Pusat pun melakukan pengamatan yang berfokus pada hubungan dengan gaya hidup sedentari ( kurang aktif ) dengan ber-resiko kanker terhadap pada orang-orang yang berusia diatas 45 tahun.
Peneliti mengumpulkan data dari 8002 peserta yang terlibatnya didalam studi jangka panjang lebih besar bernama REGARDS. Pada saat perekrutan peserta, semuanya tidak didiagnosis dengan memiliki penyakit kanker.
Agar tidak terjadinya kesalahan ataupun bias pada data, peserta di minta untuk menggunakan alat AKSELEROMETER. Alat tersebut harus selalu nya di pasang dipinggang sepanjang beraktivitas diluar jam tidur selama 7 hari berturut-turut.
AKSELEROMETER akan mengukur seberapa seringnya peserta bergerak dan juga berdiam diri dengan akurat. Pengukuran ini di lakukan selama 5 tahun. Tentunya, peneliti juga untuk mempertimbangkan faktor yang seperti Usia, ras, jenis kelamin, serta adanya penyakit lainnya. Hasilnya, pada peserta yang paling banyaknya duduk ataupun berdiam diri saja memiliki risiko kanker sebesarnya 82% lebih tinggi jika di bandingkan dengan peserta yang lebih aktif.
Sedangkan, pada peserta yang telah menyisakan waktu 30 menit untuk melakukan kegiatan dengan intensitas yang ringan telah menurunkan risiko sebesarnya 8%. Lalu peserta yang telah melakukan aktivitas intensitas sedang yang tinggi selama 30 menit memiliki risiko kanker dengan sebesar 31% lebih rendah.